./[;,,fjmm,,v

Selamat datang Boss ku ^^
Untitled-2

Monday, January 15, 2018

Mengintip para wanita penjaja seks kelas atas di India




Penampilannya menggoda dengan gaun terbuka. Baru saja dibeli di Paris bulan lalu. Harum parfum mahal semerbak memenuhi kamar hotel. Wanita muda ini secantik artis-artis Bollywood yang biasa tampil di layar kaca.

Kajal Verma, begitu wanita berusia 24 tahun ini dipanggil. Tentu bukan nama aslinya. Dia mahasiswi salah satu universitas terkenal di New Delhi dengan pekerjaan sampingan wanita penghibur kelas atas.                                                           poker

Klien yang dilayani Verma bukan orang sembarangan pula. Mulai eksekutif muda, kaum profesional hingga politisi berduit. Dia juga siap menemani kliennya berpergian keluar negeri, tentu dengan tarif yang tak akan terjangkau kebanyakan orang India.

Berbeda dengan kebanyakan wanita India yang terpaksa terjun ke lembah hitam karena menjadi korban perdagangan manusia, atau kemiskinan akut, Verma menjalani profesi ini karena pilihan sendiri.

Verma berasal dari keluarga kelas menengah di India bagian utara. Dia sadar tak akan bisa hidup mewah jika hanya mengandalkan uang kiriman dari kampung. Maka dia mulai menjalani profesi sebagai penjaja cinta kelas atas. Tak ada penyesalan atau keragu-raguan sama sekali soal pilihannya.

"Saya memanfaatkan waktu luang saya untuk menghasilkan uang. Ada yang menjual otak mereka, sementara saya menjual tubuh saya. Kenapa diributkan," katanya seperti ditulis dalam artikel Real life stories of High-end prostitutes di Times of India.                         capsa

Dia menilai kultur masyarakat yang masih kolot dan menganggap wanita penghibur tak bermoral. "Jika seorang pria dan wanita berkencan, kemudian mereka melakukan hubungan intim, dianggap biasa saja. Tapi saat seorang pria membayar seorang wanita untuk berkencan, langsung dianggap tak bermoral," Verma membeberkan pemikirannya.

Sebagai wanita penghibur kelas atas, yang dilakukan Verma tak sekadar urusan ranjang. Dia menemani kliennya dalam perjalanan bisnis, menemani mereka dalam acara resmi hingga bertukar pikiran. Verma mengaku membaca banyak buku hingga menguasai aneka topik pembicaraan, dia juga mengasah Bahasa Inggrisnya sebaik mungkin. Soal etika makan dan minum dalam jamuan, dia hapal luar kepala.                                              domino

Baru-baru ini Verma diajak pergi ke Australia oleh seorang kliennya. Dia menemani profesional muda itu dalam acara reuni kampus. Pada teman-temannya, pria itu mengenalkan Verma sebagai kekasihnya.

Untuk pelayanan yang diberikan, Verma tentu dibayar ratusan bahkan sampai ribuan dollar. Bandingkan dengan pekerja seks kebanyakan di India yang hanya dibayar kurang dari satu sampai empat USD atau cuma Rp 13.000 sampai Rp 50.000 sekali kencan.

Nisha Kapoor, seorang wanita penjaja cinta kelas atas menuturkan kisah serupa. Gadis ini awalnya bekerja sebagai call center. Suatu hari dia diajak temannya yang sudah lebih dulu menjalani pekerjaan sebagai penghibur untuk mengikuti sebuah pesta mewah Di sana Nisha bertemu seorang pria, bisnisman dan ganteng. Dimulailah kisahnya di dunia ini.

Nisha mengaku gajinya sebagai call center tidak cukup sampai akhir bulan. Lulusan sebuah universitas ini juga malu meminta uang terus menerus dari orang tuanya.

Kini Nisha bisa mencicil mobil dari hasil pekerjaan barunya. Dia juga menabung dalam jumlah lumayan untuk menjamin masa depannya.                       sakong

Nisha mengaku nyaman dengan pekerjaan ini. Dia melayani para pria berkelas dan mendapat uang yang cukup untuk standar hidupnya.

Itu yang enaknya, lalu apa hal berat menjadi seorang penjaja cinta kelas atas?

Verma menyebut kadang merasa sangat kesepian. Dia merahasiakan profesinya ini dari keluarga dan teman-temannya. Hanya beberapa orang saja di bisnis ini yang tahu. Apa yang dirasakannya tak bisa dibagikan pada orang lain.                  aduQ

Masalah lainnya, kadang klien meminta gaya macam-macam. Termasuk dengan ikatan dan tutup mata seperti dalam film Fifty Shades of Grey. Kadang ada juga yang menolak menggunakan alat pengaman.

Sementara Nisha mengaku godaan terberat adalah menahan tumbuh perasaan lebih dalam antara dia dan kliennya. Maklum saja para pria ini sudah kaya, ganteng pula. Dia menghindar jika sudah muncul perasaan emosional dalam bisnis ini.

"Sebagian besar dari mereka sudah punya istri dan itu bisa jadi masalah yang sangat rumit," katanya.

Berdasarkan data dari pemerintah India, diperkirakan ada 2 juta pekerja seks komersial di negara itu. Tak semua bernasib seperti Verma dan Nisha, para PSK kelas bawah seringkali mendapat siksaan atau hal-hal mengerikan di lokalisasi kelas teri.

Aktivis wanita dari Universitas Delhi Dr Vargeshwari Deswal menilai jika prostitusi tak bisa dihapuskan, maka lebih baik jika dilegalkan. Para PSK akan memiliki hak-hak secara hukum dan pelayanan medis.                   bandarQ
 
"Dan jika mereka mendapat perlakuan tak pantas, mereka bisa melawan lewat pengadilan. Ini akan membantu jutaan wanita itu. Ini juga akan membantu para wanita yang secara sukarela masuk ke wilayah ini," kata Deswal.

Namun Nisha tak setuju jika prostitusi di India dilegalkan. Menurutnya tak akan ada banyak manfaat bagi para wanita penghibur. Apalagi stigma di masyarakat masih begitu negatif.

"Pemerintah hanya akan menarik pajak dari kami, tanpa memberikan perlindungan atau apa pun. Ini hanya terlihat bagus pada teorinya saja," sindir Nisha.

No comments:

Post a Comment